1 Abad PSHT, Ratusan Pendekar Berselawat

PAMEKASAN, lensamadura.com – Ratusan Pendekar Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) melantunkan selawat bersama di lapangan sepak bola belakang Puskesmas Kecamatan Batumarmar, Kabupaten Pamekasan pada Minggu, 16 Oktober 2022 pagi.

Diketahui, acara selawat bersama ini dalam rangka memperingati maulid Nabi Muhammad SAW dan memperingati 100 tahun berdirinya PSHT, yang dikemas dengan PSHT Pantura Berselawat.

Tampak hadir ketua PSHT Cabang Pamekasan Purn. Pol. Suroso dan ketua PSHT Cabang Sampang H. Yuli Winarko, SH.

Dalam sambutannya, ketua panitia penyelenggara Ainurrahman menyampaikan, organisasi PSHT bukan sekadar organisasi pencak silat melainkan juga tempat mengenal diri sendiri.

“PSHT bukan sekadar berkumpulnya para pendekar, akan tetapi PSHT adalah rumah besar bagi kita yang ingin mencari jati diri,” tuturnya.

Baca Juga :  Disdik Sumenep Sukses Gelar Festival Drumband Pelajar 2024, Wadah Pengembangan Kreativitas Generasi Muda

Ketua PSHT Cabang Pamekasan Purn. Pol. Suroso menyampaikan, bahwa kegiatan ini sangat positif guna mengimplementasikan keteladanan yang diajarkan Nabi Muhammad SAW.

“Ini adalah kegiatan yang sangat positif. PSHT itu tidak hanya masalah pencak silat saja, tetapi warga PSHT itu harus terbiasa dan membiasakan diri dengan selawat. Karena dengan selawat kita bisa lebih mencintai Nabi, sehingga tingkah laku kita bisa meneladani beliau,” tuturnya

Lebih lanjut, Ketua Cabang PSHT Sampang H. Winarko, SH berharap, kegiatan selawat ini menjadi ghirah dalam menjaga persaudaraan pada peringatan 1 abad PSHT antara para pendekar dan masyarakat luas.

Baca Juga :  Sambut PON 2024, KONI Jatim Siapkan 35 Cabor Puslatda

“Mudah-mudahan dengan selawat ini mampu menumbuhkan semangat kita dalam menjaga persaudaraan antar sesama sebagaimana motto kita ‘memayu hayuning bawono,'” harapnya.

Sementara, inisiator momentum besar ini, Tamsul, mengatakan bahwa tujuan kegiatan ini guna membangkitkan spirit kita dalam menjaga dan mempertahankan NKRI.

“Pada mulanya PSHT ini didirikan untuk melawan penjajah pada 100 tahun yang lalu, tepatnya tahun 1922. Spirit melawan penjajah ini harus kita tanamkan dalam diri kita untuk melawan ego kita yang bisa membuat persaudaraan ini hancur,” jelasnya.

Menurutnya, PSHT yang dikenal dengan kekerasan dan suka onar merupakan asumsi yang sangat keliru dan salah besar.

Baca Juga :  Komunitas Grab Allah Gelar Santunan di Sumenep, Berikut Sasarannya

“Organisasi besar cobaannya juga besar, begitulah PSHT. Kalau PSHT ini mengajarkan kekerasan dan keonaran, maka tidak mungkin PSHT menjadi perguruan terbesar di Indonesia bahkan dunia. Inilah yang harus kita jawab, bahwa menjadi warga PSHT tidak hanya pintar bersilat saja, melainkan menjadi motor pergerakan perdamaian dan menjadi teladan yang baik untuk saudara-saudara kita yang lain,” pungkasnya.

Perlu diketahui, kegiatan PSHT Pantura berselawat ini setidaknya dihadiri 875 warga PSHT dari 4 Kabupaten di Madura. Meliputi Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep. (red/j)

Dapatkan Berita Terupdate dari Lensa Madura di: